Selasa, 06 November 2018

#SIP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Edit Posted by with No comments



DEFINISI
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pengertian sistem informasi manajemen secara umum adalah suatu sistem yang dipakai dalam pengolahan dan pengorganisasian data serta informasi yang mempunyai kebermanfaatan dan digunakan sebagai pendukung keberjalanan tanggung jawab atau tugas suatu organisasi.
Definisi lainnya menyatakan bahwa sistem informasi manajemen yaitu sistem yang dipakai oleh organisasi/perusahaan dalam pengelolaan segala transaksi yang berkaitan dengan fungsi manajemen. Pengelolaan transaksi ini bisa dipakai sebagai acuan dalam proses pengambilan keputusan.
George M. Scott
Definisi sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi secara keseluruhan yang terintegrasi rasional dan terpadu serta dapat mengubah data yang tersedia menjadi informasi melalui suatu proses/metode yang digunakan untuk peningkatan produktivitas yang cocok dengan gaya kepemimpinan manajer berdasarkan kriteria kualitas yang ditentukan.
Menurut James A.F Stoner, sistem informasi manajemen adalah sebuah metode formal yang menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen secara on time  dan trusted sebagai pendukung proses pengambilan keputusan pada perencanaan dan pengawasan serta fungsi operasi dalam organisasi agar lebih efektif.
Menurut Jogiyanto Hartono, sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk  semua tingkat manajemen didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).

PERANAN SIM DALAM PEMECAHAN MASALAH
Sistem informasi manajemen atau lebih dikenal dengan nama SIM merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan dalam suatu organsasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen atau dengan kata lain teknik pengelolaan informasi dalam suatu organisasi.
SIM ini mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi. Karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut.
Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan.
Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin komplekslah pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi.

Sistem Informasi Manajemen dalam pemecahan masalah ada 2 dasar yaitu,:
1. Sumber Daya Informasi Seorganisasi
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu cara organisasi untuk menyediakan informasi dalam rangka pemecahan masalah. Sistem tersebut merupakan suatu komitmen format dari para eksekutif untuk menyediakan komputer sebagai alat bantu bagi manajer untuk memecahkan masalah.
2. Identifikasi dan Pemahaman Masalah
Ide utama dibalik S.I.M adalah menjaga agar pasokan informasi mengalir terus ke manajer.
Sistem Informasi Manajemen
Suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa.

Database berisi data yang dikumpulkan oleh SIA. Data dan informasi diisikan dari lingkungan. Database digunakan oleh program yang menghasilkan laporan periodik dan laporan khusus, selain itu digunakan juga oleh model matematika yg menghasilkan beragam aspek operasi perusahaan. Output SIM digunakan oleh penanggungjawab pemecah masalah dalam perusahaan, SIM tidak harus memberikan informasi pada lingkungan seperti halnya SIA.
Manfaat Sistem
1. SIM memberikan dukungan dalam pengumpulan informasi atau perancangan rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan.
2. Sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tingkatan pada proses pengambilan keptusan dan dapat digunakan juga memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah standar dan situasi sekarang.
3. SIM ini juga sangat membantu untuk mereleasasikan keputusan dalam tindakan dan mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya.

KONSEP SISTEM INFORMASI ORGANISASIONAL
Pada dasarnya konsep system organisasional ini memiliki hubungan antara system dan organisasi. Bagaimana system tersebut dapat bisa terorganisasi dengan baik. Sistem itu sendiri adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan. Sistem informasi adalah kumpulan hardware dan software komputer, prosedur, dokumentasi, formulir dan orang yang bertanggungjawab untuk memperoleh, menggerakkan, manajemen, distribusi data dan informasi. Proses yang harus diikuti dalam pengembangan suatu sistem yang baik disebut System Analysis and Design (SA&D).
Proses SA&D ini didasarkan pada pendekatan sistem untuk mengatasi suatu masalah yang disebabkan oleh beberapa prinsip dasar berikut ini.
•Seorang manajer harus tahu apa yang dilakukan oleh suatu sistem sebelum membuat spesifikasi bagaimana suatu sistem bekerja.
•Memilih cakupan yang tepat atas keadaan yang dianalisa akan berpengaruh terhadap masalah apa yang bisa diatasi dan yang tidak.
•Suatu masalah (atau sistem) sebenarnya terdiri dari beberapa masalah, sehingga strategi yang tepat adalah mengurutkan masalah yang besar ke masalah yang kecil.
•Pemecahan suatu masalah antara satu bagian dengan bagian lain. mungkin sekali berbeda, sehingga pemecahan alternatif yang menunjukan perspektif yang berbeda hendaknya dibuat dan diperbandingkan sebelum hasil akhir dipilih.
•Masalah dan pemahamannya berubah ketika dilakukan analisa, sehingga seorang manajer harus mengambil pendekatan bertahap terhadap pemecahan masalah. Hal ini memungkinkan komitmen yang terus bertambah terhadap pemecahan masalah tertentu, dimana keputusannya adalah berlanjut atau tidak ke tahap berikutnya.

Sistem Informasi Manajemen dalam pemecahan masalah ada 2 dasar yaitu,:
1. Sumber Daya Informasi Seorganisasi
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu cara organisasi untuk menyediakan informasi dalam rangka pemecahan masalah. Sistem tersebut merupakan suatu komitmen format dari para eksekutif untuk menyediakan komputer sebagai alat bantu bagi manajer untuk memecahkan masalah.
2. Identifikasi dan Pemahaman Masalah
Ide utama dibalik S.I.M adalah menjaga agar pasokan informasi mengalir terus ke manajer.

TEORI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)
Sistem penunjang keputusan (SPK) adalah bagian dari Sistem Informasi berbasis kompter, termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau sebuah perusahaan. Teori umum yang mendasari Decision Support Systems (DSS) :
• Herbert A. Simon
Menggunakan konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram dengan phase pengambilan keputusan yang merefleksikan terhadap pemikisan Decision Support Systems (DSS) saat ini.
• G Anthony Gory dan Michael S Scott Morton
Menggunakan tahapan dalam pengambilan keputusan dengan membedakan antara struktur masalah dan tingkat keamanan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah baik yang bersifat terstuktur, tidak terstuktur, maupun semi-terstuktur. Ada beberapa jenis keputusan berdasarkan sifat dan jenisnya, menurut Herbet A. Simon :
1. Keputusan Terprogram
Yaitu Keputusan yang bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya.
2. Keputusan Tak Terprogram
Yaitu keputusn yang bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah tersebut. Dalam mengambil keputusan dibutuhkan adanya beberapa tahapan menurut Herbet A. Simon tahapan dalam Sistem Pengambilan Keputusan (SPK) terdapat empat tahap diantaranya :
1. Kegiatan Intelijen
Yakni kegiatan yang berorientasi untuk memaparkan masalah, pengumpulan data dan informasi, serta mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
2. Kegiatan Merancang
Yakni kegiatan yang berorientasi untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
3. Kegiatan Memilih
Yakni kegiatan yang berorientasi untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4. Kegiatan Menelaah
Yakni kegiatan yang berorientasi terhadap penilaian pilihan-pilihan yang tersedia.

Sebuah Informasi yang akan diolah menjadi sebuah keputusan yang akurat, lengkap dan baik diperlukan beberapa konsep dalam membentuk sebuah Sistem Informasi yang baik diantaranya :
1. Konsep Terstruktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
2. Konsep Tak Terstuktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur, seperti yang diuraikan berdasarkan tahapan dari Sistem Pendukung Keputusan (DSS) oleh Hebert A. Simon.
3. Konsep Semi-terstruktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahapan dari Sisem Pendukung Keputusan (SPK) yang diuraikan oleh Hebert A. Simon. Definisi Sistem Penunjang Keputusan (SPK) menurut pandangan seorang Hebert A. Simon yakni merupakan suatu sistem yang memberikan kontribusi terhadap para manajer untuk memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan.

KONSEP SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
Konsep sistem pendukung keputusan pertamakali dikenalkan oleh Michael S. Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System (Sprague,1982). SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputuan mulai dari mengidenifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu sendiri baru muncul pada tahun 1971, yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S.Scott Morton, keduanya adalah profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen.
Menurut Simon, konsep mengenai keputusan berdasarkan struktur masalah terbagi atas
1. Masalah Terstruktur, Merupakan masalah yang memiliki struktur pada tiga tahap pertama Simon, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan. Jadi, dapat dibuat menjadi algoritma atau aturan keputusan yang memungkinkan masalah diidentifikasi dan dimengerti, berbagai solusi alternatif diidentifikasikan dan dievaluasi dan suatu solusi dipilih.
2. Masalah Tak Terstruktur,Merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada tiga tahap Simon diatas.
3. Masalah Semi-Terstruktur, Merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap Simon.

TUJUAN DSS :
Pelopor DSS pada MIT yang lain, Peter G.W. Keen dan Scott Morton, menetapkan tiga tujuan yang harus dicapai DSS, antara lain:
1. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
2. Mendukung keputusan manajer dan bukan mengubah atau mengganti keputusan tersebut.
3. Meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukan peningkatan efisiennya.
Tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar dalam Sistem Pendukung Keputusan (Kadarsah, 1998 dalam Oetomo, 2002), yaitu:
a. Struktur masalah : untuk masalah yang terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah terstruktur tidak dapat dikomputerisasi. Sementara itu, sistem pendukung keputusan dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan masalah yang semi-terstruktur.
b. Dukungan keputusan : sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena komputer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada dibagian tak terstruktur untuk memberikan penilaian dan melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerja sama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.
c. Efektifitas keputusan : tujuan utama dari sistem pendukung keputusan bukanlah mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilakn dapat lebih baik.

MODEL DSS
Model adalah abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek atau aktivitas, yang disebut entitas. Manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang harus diselesaikan. Objek atau aktivitas yang menyebabkan masalah disebut dengan entitas. Model DSS menghasilkan laporan khusus dan berkala serta output dari model matematika. Laporan khusus ini berisikan respon terhadap permintaan ke database. Setelah DSS diterapkan dengan baik kemampuan yang memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerjasama dalam kelompok ditambahkan ke dalam model tersebut. Seperti halnya model SIA dan SIM, struktur yang serupa dapat digunakan untuk model DSS. Data dan informasi dimasukkan kedalam database dari lingkungan perusahaan. Isi database digunakan oleh tiga subsistem perangkat lunak:
1. Perangkat Lunak Penulis Laporan; menghasilkan laporan periodik maupun laporan khusus. Laporan periodik disiapkan sesuai jadwal tertentu, contohnya analisis penjualan bulanan menurut pelanggan. Laporan khusus disiapkan sebagai jawaban atas kebutuhan informasi yang tak terduga maupun sesuatu yang luar biasa terjadi, contohnya adalah laporan kecelakaan, atau yang lainnya.
2. Model Matematika; menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang melibatkan satu atau beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan.
3. Perangkat Lunak GDSS (Group Decision Support System); memungkinkan bebarapa pemecahan masalah, bekerjasama sebagai suatu kelompok mencapai solusi.
Jenis Model
1.             Model Fisik
Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya.
2.            Model Naratif
Menggambarkan entitas dengan kata-kata yang terucap dan tertulis. Semua komunikasi bisnis adalah model naratif, sehingga membuat model naratif jenis model yang paling popular.
3.            Model Grafis
Menggambarkan entitasnyya dengan abstraksi garis, simbol, atau bentuk.
4.            Model Matematis
Setiap rumus atau persamaan matematika adalah matematis. Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung economic order quantity.

Penggunaan model
Keempat jenis model memberikan pemahaman dan memfasilitasi komunikasi. Selain itu model matematis memiliki kemampuan prediktif.
1. Memberikan pengertian
2. Memfasilitasi komunikasi
3. Memprediksi masa depan

Pembuatan Model Matematika
Model Matematika merupakan jenis yang berperan sangat penting dalam DSS. Model ini dapat dikelompokkan dalam tiga dimensi – pengaruh waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan mencapai optimisasi.
1.             Model Statis atau Dinamis
Model Statis tidak menyertakan waktu sebagai variabel, model yang berkaitan dengan suatu situasi pada satu titik waktu tertentu, seperti suatu foto. Sedangkan Model Dinamis menyertakan waktu sebagai variabel, dan menggambarkan perilaku entitas dari waktu ke waktu, seperti suatu film
2.            Model Probabilistik atau Deterministik
Model Probabililistik mencakup peluang terjadinya sesuatu, yang berkisar antara 0,00 (sesuatu yang sama sekali tidak mungkin) hingga 1,00 (sesuatu yang pasti). Sedangkan model yang sebaliknya adalah Model Deterministik
3.            Model Optimisasi dan Model Suboptimisasi
Model Optimisasi adalah model yang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif, dimana masalahnya harus terstruktur sangat baik. Model Suboptimisasi, sering disebut satisficing model, yang memungkinkan manajer memasukkan serangkaian keputusan dan model akan memproyeksikan hasilnya, dimana model tersebut menyerahkan tugas kepada manajer untuk mengidentifikasi keputusan yang akan menghasilkan hasil terbaik.
Simulasi
Tindakan menggunakan model disebut dengan simulasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam simulasi adalah :
1. Skenario, digunakan untuk menggambarkan kondisi yang memengaruhi simulasi.
2. Variabel keputusan, yaitu nilai yang dimasukkan manajer untuk mengukur dampak pada entitas.
Teknik Simulasi
Model ini menghasilkan solusi yang terbaik menggunakan scenario tertentu dan variable-variabel keputusan. Penting untuk menjalankan model sub-optimasi berulang kali guna mencari kombinasi variable keputusan yang menghasilkan hasil yang memuaskan.
Format Output Simulasi
Melibatkan berbagai elemen scenario dan variable keputusan pada layar atau halaman yang sama, dengan demikian akan jelas input yang mana yang menghasilkan output.
Contoh Pemodelan
Eksekutif perusahaan dapat menggunakan model matematis untuk membuat beberapa keputusan kunci. Para eksekutif ini dapat menyimulasikan dampak dari:
1. Harga produk
2. Jumlah investasi pabrik yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas untuk memproduksi produk
3. Jumlah yang akan diinvestasikan dalam aktivitas pemasaran, seperti iklan dan penjualan langsung
4. Jumlah yang akan diinvestasikan dalam penelitian dan pengembangan
Input Model
Menunjukkan input yang digunakan untuk memasukkan elemen data scenario untuk kuartal sebelumnya dan menunjukkan elemen scenario untuk kuartal berikutnya.
Output Model
Para eksekutif mendapatkan output yang lebih detail dalam bentuk tampilan di layar atau cetakan.

PERAN DSS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
DSS dapat memperluas dukungan manajer dalam pemecahan masalah, karena DSS disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan khusus manajer. Istilah sistem pendukung keputusan (Decision Support System-DSS) digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang dirancang membantu manajer memecahkan masalah tertentu. Ide dasarnya adalah agar manajer dan computer dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah. Pemecahan masalah diperoleh melalui tahapan-tahapan dasar dan menggunakan kerangka berfikir yang umum sebagaimana berlaku dibanyak perusahaan. Dengan mengikuti pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan.
Perlakuan penyelesaian masalah dikelompokkan kedalam tiga tahapan,yaitu : langkah persiapan, langkah pendefinisian dan langkah pemecahan. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuan yang paling baik, sebagaimana yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar dimana menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state), apa yang harus dicapai sistem tersebut. Manajer juga harus memiliki informasi yang menggambarkan saat ini (current state), apa yang dicapai sistem tersebut saat ini. Jika terdapat gap antara dua keadaan ini,maka dipastikan adanya masalah dan harus segera dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang harus terjadi agar situasi saat ini berubah menjadi situasi yang diinginkan. Jika situasi ini menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan , maka tugas yang harus dilakukan bukanlah menyamakan keadaan saat ini. Melainkan tugas yang harus dilakukan adalah menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja tingkat tinggi dapat dipertahankan,maka situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.
Dalam penyelesain masalah, manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang harus diselesaikan. Model terbagi menjadi empat jenis dasar, yaitu : model fisik, model naratif, model grafis dan model matematis. Penggunaan model sangat penting artinya untuk memberikan pengertian, memfasilitasi komunikasi dan memprediksi masa depan.
Dalam prakteknya, para manajer jarang memecahkan masalah sendirian. Ia dibantu oleh berbagai komite, tim proyek dan satuan satgas yang ada di perusahaan. Menyadari kenyataan ini, para pengembang system telah mengadaptasi decision support system (DSS) kedalam pemecahan masalah secara kelompok atau group decision support system (GDSS).

Sumber:
http://lecturer.fikom.umi.ac.id/lilis/2016/04/02/sistem-pendukung-keputusan/

0 comments:

Posting Komentar