DEFINISI
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Pengertian sistem
informasi manajemen secara umum adalah suatu sistem yang dipakai dalam
pengolahan dan pengorganisasian data serta informasi yang mempunyai
kebermanfaatan dan digunakan sebagai pendukung keberjalanan tanggung jawab atau
tugas suatu organisasi.
Definisi lainnya
menyatakan bahwa sistem informasi manajemen yaitu sistem yang dipakai oleh
organisasi/perusahaan dalam pengelolaan segala transaksi yang berkaitan dengan
fungsi manajemen. Pengelolaan transaksi ini bisa dipakai sebagai acuan dalam
proses pengambilan keputusan.
George M. Scott
Definisi sistem
informasi manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi secara keseluruhan
yang terintegrasi rasional dan terpadu serta dapat mengubah data yang tersedia
menjadi informasi melalui suatu proses/metode yang digunakan untuk peningkatan
produktivitas yang cocok dengan gaya kepemimpinan manajer berdasarkan kriteria
kualitas yang ditentukan.
Menurut James A.F
Stoner, sistem informasi manajemen adalah sebuah metode formal yang menyediakan
informasi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen secara on time dan trusted sebagai pendukung proses
pengambilan keputusan pada perencanaan dan pengawasan serta fungsi operasi
dalam organisasi agar lebih efektif.
Menurut Jogiyanto
Hartono, sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi
sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data
untuk menyediakan informasi yang berguna untuk
semua tingkat manajemen didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN
Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan
masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi
terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak
terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat (Turban, 2001).
Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang
mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian
untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur
dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
PERANAN
SIM DALAM PEMECAHAN MASALAH
Sistem informasi
manajemen atau lebih dikenal dengan nama SIM merupakan suatu sistem yang
biasanya diterapkan dalam suatu organsasi untuk mendukung pengambilan keputusan
dan informasi yang dihasilkan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen atau
dengan kata lain teknik pengelolaan informasi dalam suatu organisasi.
SIM ini mempunyai peranan yang
sangat penting di dalam suatu organisasi. Karena sangat mempengaruhi terhadap
maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang
besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda,
tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut.
Sekarang ini,
penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti akan melibatkan penggunaan komputer
untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan.
Informasi yang
tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi berkembang
dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin komplekslah
pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak
dan bervariasi.
Sistem Informasi Manajemen dalam
pemecahan masalah ada 2 dasar yaitu,:
1. Sumber Daya Informasi
Seorganisasi
Sistem Informasi Manajemen adalah
suatu cara organisasi untuk menyediakan informasi dalam rangka pemecahan
masalah. Sistem tersebut merupakan suatu komitmen format dari para eksekutif
untuk menyediakan komputer sebagai alat bantu bagi manajer untuk memecahkan
masalah.
2. Identifikasi dan Pemahaman
Masalah
Ide utama dibalik S.I.M adalah menjaga
agar pasokan informasi mengalir terus ke manajer.
Sistem Informasi Manajemen
Suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa.
Database berisi
data yang dikumpulkan oleh SIA. Data dan informasi diisikan dari lingkungan.
Database digunakan oleh program yang menghasilkan laporan periodik dan laporan
khusus, selain itu digunakan juga oleh model matematika yg menghasilkan beragam
aspek operasi perusahaan. Output SIM digunakan oleh penanggungjawab pemecah
masalah dalam perusahaan, SIM tidak harus memberikan informasi pada lingkungan
seperti halnya SIA.
Manfaat Sistem
1. SIM memberikan dukungan dalam
pengumpulan informasi atau perancangan rangkaian alternatif tindakan,
memutuskan untuk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif yang tersedia
dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan.
2. Sistem informasi manajemen dapat
digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tingkatan pada proses
pengambilan keptusan dan dapat digunakan juga memperoleh dan menyimpan
informasi yang berkaitan dengan masalah standar dan situasi sekarang.
3. SIM ini juga sangat membantu
untuk mereleasasikan keputusan dalam tindakan dan mengawasi tindakan serta
memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya.
KONSEP
SISTEM INFORMASI ORGANISASIONAL
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKA67D2iSyeSBqQR8VqMssK2QC_G3iJMwcuU0ClKRoGfLONqS5l6oSALCSGjweNpuPhxbXleOGCG7slrn7wHlJlgrypkclbd-f1v-R1INDuWWUChzwpi1bI1bfJNSQgeqAS4ps5yl9SdI1/s1600/images+%25281%2529.jpg)
Proses SA&D ini didasarkan pada
pendekatan sistem untuk mengatasi suatu masalah yang disebabkan oleh beberapa
prinsip dasar berikut ini.
•Seorang manajer harus tahu apa
yang dilakukan oleh suatu sistem sebelum membuat spesifikasi bagaimana suatu
sistem bekerja.
•Memilih cakupan yang tepat atas
keadaan yang dianalisa akan berpengaruh terhadap masalah apa yang bisa diatasi
dan yang tidak.
•Suatu masalah (atau sistem)
sebenarnya terdiri dari beberapa masalah, sehingga strategi yang tepat adalah
mengurutkan masalah yang besar ke masalah yang kecil.
•Pemecahan suatu masalah antara
satu bagian dengan bagian lain. mungkin sekali berbeda, sehingga pemecahan
alternatif yang menunjukan perspektif yang berbeda hendaknya dibuat dan
diperbandingkan sebelum hasil akhir dipilih.
•Masalah dan pemahamannya berubah
ketika dilakukan analisa, sehingga seorang manajer harus mengambil pendekatan
bertahap terhadap pemecahan masalah. Hal ini memungkinkan komitmen yang terus
bertambah terhadap pemecahan masalah tertentu, dimana keputusannya adalah
berlanjut atau tidak ke tahap berikutnya.
Sistem Informasi Manajemen dalam
pemecahan masalah ada 2 dasar yaitu,:
1. Sumber Daya Informasi
Seorganisasi
Sistem Informasi Manajemen adalah
suatu cara organisasi untuk menyediakan informasi dalam rangka pemecahan
masalah. Sistem tersebut merupakan suatu komitmen format dari para eksekutif
untuk menyediakan komputer sebagai alat bantu bagi manajer untuk memecahkan
masalah.
2. Identifikasi dan Pemahaman
Masalah
Ide utama dibalik S.I.M adalah
menjaga agar pasokan informasi mengalir terus ke manajer.
TEORI
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)
Sistem penunjang keputusan (SPK)
adalah bagian dari Sistem Informasi berbasis kompter, termasuk sistem berbasis
pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau sebuah perusahaan. Teori umum yang
mendasari Decision Support Systems (DSS) :
• Herbert A. Simon
Menggunakan konsep keputusan
terprogram dan tidak terprogram dengan phase pengambilan keputusan yang merefleksikan
terhadap pemikisan Decision Support Systems (DSS) saat ini.
• G Anthony Gory dan Michael S
Scott Morton
Menggunakan tahapan dalam
pengambilan keputusan dengan membedakan antara struktur masalah dan tingkat
keamanan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data
menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah baik yang bersifat
terstuktur, tidak terstuktur, maupun semi-terstuktur. Ada beberapa jenis
keputusan berdasarkan sifat dan jenisnya, menurut Herbet A. Simon :
1. Keputusan Terprogram
Yaitu Keputusan yang bersifat
berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk
menanganinya.
2. Keputusan Tak Terprogram
Yaitu keputusn yang bersifat baru,
tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk
menangani masalah tersebut. Dalam mengambil keputusan dibutuhkan adanya
beberapa tahapan menurut Herbet A. Simon tahapan dalam Sistem Pengambilan
Keputusan (SPK) terdapat empat tahap diantaranya :
1. Kegiatan Intelijen
Yakni kegiatan yang berorientasi
untuk memaparkan masalah, pengumpulan data dan informasi, serta mengamati
lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
2. Kegiatan Merancang
Yakni kegiatan yang berorientasi
untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan
yang mungkin.
3. Kegiatan Memilih
Yakni kegiatan yang berorientasi
untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4. Kegiatan Menelaah
Yakni kegiatan yang berorientasi
terhadap penilaian pilihan-pilihan yang tersedia.
Sebuah Informasi yang akan diolah
menjadi sebuah keputusan yang akurat, lengkap dan baik diperlukan beberapa
konsep dalam membentuk sebuah Sistem Informasi yang baik diantaranya :
1. Konsep Terstruktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu
masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen,
rancangan dan pilihan.
2. Konsep Tak Terstuktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu
masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur, seperti yang diuraikan
berdasarkan tahapan dari Sistem Pendukung Keputusan (DSS) oleh Hebert A. Simon.
3. Konsep Semi-terstruktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu
masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahapan dari Sisem
Pendukung Keputusan (SPK) yang diuraikan oleh Hebert A. Simon. Definisi Sistem
Penunjang Keputusan (SPK) menurut pandangan seorang Hebert A. Simon yakni
merupakan suatu sistem yang memberikan kontribusi terhadap para manajer untuk
memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan.
KONSEP
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
Konsep sistem
pendukung keputusan pertamakali dikenalkan oleh Michael S. Scoott Morton pada
tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System (Sprague,1982). SPK
dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputuan mulai dari
mengidenifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan
yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi
pemilihan alternatif.
Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an, tetapi istilah sistem
pendukung keputusan itu sendiri baru muncul pada tahun 1971, yang diciptakan
oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S.Scott Morton, keduanya adalah profesor di
MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja guna
mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen.
Menurut Simon, konsep mengenai
keputusan berdasarkan struktur masalah terbagi atas
1. Masalah Terstruktur, Merupakan
masalah yang memiliki struktur pada tiga tahap pertama Simon, yaitu intelijen,
rancangan dan pilihan. Jadi, dapat dibuat menjadi algoritma atau aturan
keputusan yang memungkinkan masalah diidentifikasi dan dimengerti, berbagai
solusi alternatif diidentifikasikan dan dievaluasi dan suatu solusi dipilih.
2. Masalah Tak
Terstruktur,Merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada
tiga tahap Simon diatas.
3. Masalah Semi-Terstruktur,
Merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap Simon.
TUJUAN
DSS :
Pelopor DSS pada MIT yang lain,
Peter G.W. Keen dan Scott Morton, menetapkan tiga tujuan yang harus dicapai
DSS, antara lain:
1. Membantu manajer dalam pembuatan
keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
2. Mendukung keputusan manajer dan
bukan mengubah atau mengganti keputusan tersebut.
3. Meningkatkan efektifitas manajer
dalam pembuatan keputusan, dan bukan peningkatan efisiennya.
Tujuan tersebut mengacu pada tiga
prinsip dasar dalam Sistem Pendukung Keputusan (Kadarsah, 1998 dalam Oetomo,
2002), yaitu:
a. Struktur masalah : untuk masalah
yang terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus
yang sesuai, sedangkan untuk masalah terstruktur tidak dapat dikomputerisasi.
Sementara itu, sistem pendukung keputusan dikembangkan khususnya untuk
menyelesaikan masalah yang semi-terstruktur.
b. Dukungan keputusan : sistem
pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena
komputer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada dibagian tak
terstruktur untuk memberikan penilaian dan melakukan analisis. Manajer dan
komputer bekerja sama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.
c. Efektifitas keputusan : tujuan
utama dari sistem pendukung keputusan bukanlah mempersingkat waktu pengambilan
keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilakn dapat lebih baik.
MODEL
DSS
Model adalah
abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek atau aktivitas, yang disebut
entitas. Manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang harus
diselesaikan. Objek atau aktivitas yang menyebabkan masalah disebut dengan
entitas. Model DSS menghasilkan laporan khusus dan berkala serta output dari
model matematika. Laporan khusus ini berisikan respon terhadap permintaan ke
database. Setelah DSS diterapkan dengan baik kemampuan yang memungkinkan para
pemecah masalah untuk bekerjasama dalam kelompok ditambahkan ke dalam model
tersebut. Seperti halnya model SIA dan SIM, struktur yang serupa dapat
digunakan untuk model DSS. Data dan informasi dimasukkan kedalam database dari
lingkungan perusahaan. Isi database digunakan oleh tiga subsistem perangkat
lunak:
1. Perangkat Lunak Penulis Laporan;
menghasilkan laporan periodik maupun laporan khusus. Laporan periodik disiapkan
sesuai jadwal tertentu, contohnya analisis penjualan bulanan menurut pelanggan.
Laporan khusus disiapkan sebagai jawaban atas kebutuhan informasi yang tak
terduga maupun sesuatu yang luar biasa terjadi, contohnya adalah laporan
kecelakaan, atau yang lainnya.
2. Model Matematika; menghasilkan
informasi sebagai hasil dari simulasi yang melibatkan satu atau beberapa
komponen dari sistem fisik perusahaan.
3. Perangkat Lunak GDSS (Group
Decision Support System); memungkinkan bebarapa pemecahan masalah, bekerjasama
sebagai suatu kelompok mencapai solusi.
Jenis Model
1. Model
Fisik
Merupakan gambaran tiga dimensi
entitasnya.
2. Model
Naratif
Menggambarkan entitas dengan
kata-kata yang terucap dan tertulis. Semua komunikasi bisnis adalah model
naratif, sehingga membuat model naratif jenis model yang paling popular.
3. Model
Grafis
Menggambarkan entitasnyya dengan
abstraksi garis, simbol, atau bentuk.
4. Model
Matematis
Setiap rumus atau persamaan
matematika adalah matematis. Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer
bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung economic order
quantity.
Penggunaan model
Keempat jenis model memberikan
pemahaman dan memfasilitasi komunikasi. Selain itu model matematis memiliki
kemampuan prediktif.
1. Memberikan pengertian
2. Memfasilitasi komunikasi
3. Memprediksi masa depan
Pembuatan Model Matematika
Model Matematika merupakan jenis
yang berperan sangat penting dalam DSS. Model ini dapat dikelompokkan dalam
tiga dimensi – pengaruh waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan mencapai
optimisasi.
1. Model
Statis atau Dinamis
Model Statis tidak menyertakan
waktu sebagai variabel, model yang berkaitan dengan suatu situasi pada satu
titik waktu tertentu, seperti suatu foto. Sedangkan Model Dinamis menyertakan
waktu sebagai variabel, dan menggambarkan perilaku entitas dari waktu ke waktu,
seperti suatu film
2. Model
Probabilistik atau Deterministik
Model Probabililistik mencakup
peluang terjadinya sesuatu, yang berkisar antara 0,00 (sesuatu yang sama sekali
tidak mungkin) hingga 1,00 (sesuatu yang pasti). Sedangkan model yang
sebaliknya adalah Model Deterministik
3. Model
Optimisasi dan Model Suboptimisasi
Model Optimisasi adalah model yang
memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif, dimana masalahnya harus
terstruktur sangat baik. Model Suboptimisasi, sering disebut satisficing model,
yang memungkinkan manajer memasukkan serangkaian keputusan dan model akan
memproyeksikan hasilnya, dimana model tersebut menyerahkan tugas kepada manajer
untuk mengidentifikasi keputusan yang akan menghasilkan hasil terbaik.
Simulasi
Tindakan menggunakan model disebut
dengan simulasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam simulasi adalah :
1. Skenario, digunakan untuk
menggambarkan kondisi yang memengaruhi simulasi.
2. Variabel keputusan, yaitu nilai
yang dimasukkan manajer untuk mengukur dampak pada entitas.
Teknik Simulasi
Model ini menghasilkan solusi yang
terbaik menggunakan scenario tertentu dan variable-variabel keputusan. Penting
untuk menjalankan model sub-optimasi berulang kali guna mencari kombinasi
variable keputusan yang menghasilkan hasil yang memuaskan.
Format Output Simulasi
Melibatkan berbagai elemen scenario
dan variable keputusan pada layar atau halaman yang sama, dengan demikian akan
jelas input yang mana yang menghasilkan output.
Contoh Pemodelan
Eksekutif perusahaan dapat
menggunakan model matematis untuk membuat beberapa keputusan kunci. Para
eksekutif ini dapat menyimulasikan dampak dari:
1. Harga produk
2. Jumlah investasi pabrik yang
dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas untuk memproduksi produk
3. Jumlah yang akan diinvestasikan
dalam aktivitas pemasaran, seperti iklan dan penjualan langsung
4. Jumlah yang akan diinvestasikan
dalam penelitian dan pengembangan
Input Model
Menunjukkan input yang digunakan
untuk memasukkan elemen data scenario untuk kuartal sebelumnya dan menunjukkan
elemen scenario untuk kuartal berikutnya.
Output Model
Para eksekutif mendapatkan output
yang lebih detail dalam bentuk tampilan di layar atau cetakan.
PERAN
DSS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
DSS dapat
memperluas dukungan manajer dalam pemecahan masalah, karena DSS disesuaikan
dengan kebutuhan-kebutuhan khusus manajer. Istilah sistem pendukung keputusan
(Decision Support System-DSS) digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang
dirancang membantu manajer memecahkan masalah tertentu. Ide dasarnya adalah
agar manajer dan computer dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah.
Pemecahan masalah diperoleh melalui tahapan-tahapan dasar dan menggunakan
kerangka berfikir yang umum sebagaimana berlaku dibanyak perusahaan. Dengan mengikuti
pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara
keseluruhan.
Perlakuan
penyelesaian masalah dikelompokkan kedalam tiga tahapan,yaitu : langkah
persiapan, langkah pendefinisian dan langkah pemecahan. Solusi masalah sistem adalah
solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuan yang paling baik,
sebagaimana yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar dimana
menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state), apa yang harus dicapai
sistem tersebut. Manajer juga harus memiliki informasi yang menggambarkan saat
ini (current state), apa yang dicapai sistem tersebut saat ini. Jika terdapat
gap antara dua keadaan ini,maka dipastikan adanya masalah dan harus segera
dipecahkan.
Perbedaan antara
keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan disebut dengan kriteria solusi
(solution criterion), atau apa yang harus terjadi agar situasi saat ini berubah
menjadi situasi yang diinginkan. Jika situasi ini menunjukkan tingkat kinerja
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan , maka tugas yang
harus dilakukan bukanlah menyamakan keadaan saat ini. Melainkan tugas yang
harus dilakukan adalah menjaga agar situasi saat ini tetap berada pada
tingkatan yang lebih tinggi. Jika kinerja tingkat tinggi dapat dipertahankan,maka
situasi yang diinginkan harus ditingkatkan.
Dalam penyelesain
masalah, manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang harus
diselesaikan. Model terbagi menjadi empat jenis dasar, yaitu : model fisik,
model naratif, model grafis dan model matematis. Penggunaan model sangat
penting artinya untuk memberikan pengertian, memfasilitasi komunikasi dan
memprediksi masa depan.
Dalam prakteknya,
para manajer jarang memecahkan masalah sendirian. Ia dibantu oleh berbagai
komite, tim proyek dan satuan satgas yang ada di perusahaan. Menyadari
kenyataan ini, para pengembang system telah mengadaptasi decision support
system (DSS) kedalam pemecahan masalah secara kelompok atau group decision
support system (GDSS).
Sumber:
http://lecturer.fikom.umi.ac.id/lilis/2016/04/02/sistem-pendukung-keputusan/
0 comments:
Posting Komentar