1. Sistem Religi
Sistem
religi masyarakat bushmen (suku di Kalahari) menganut sistem kepercayaan kepada
Dewa-dewa. Satu prinsip yang mereka anut adalah Tuhan menciptakan semuanya
untuk kebaikan, sehingga mereka sama sekali tidak memiliki rasa benci terhadap
apapun ciptaan lain di sekitar mereka.
2. Sistem Organisasi Kemasyaarakatan
Mereka
(bushmen) hidup berkelompok dalam skala kecil. Karena hidup bersama-sama dalam
skala kecil, kehidupan sosial mereka tidak menghasilkan strata dan norma-norma
hukum yang pasti, bahkan mereka tidak mengenal system kepunyaan. Sedangkan
masyarakat perkotaan cenderung memiliki sifat individualisme yang tinggi guna
memuaskan keinginan duniawinya sendiri. Disamping itu, masyarakat peradaban
sudah mengenal organisasi terpimpin seperti pemerintahan yang berdaulat, norma
dan hukum.
3. Sistem Pengetahuan
Masyarakat
bushmen memiliki pengetahuan yang terbatas berdasarkan pemikiran atau logika,
sehingga secara langsung melatih keterampilan mereka. Sedangkan masyarakat
peradaban memiliki pengetahuan yang
cukup luas karena adanya bantuan teknologi yang modern.
4. Sistem Teknologi dan Peralatan
Kehidupan
masyarakat bushmen sangat bergantung pada alam. Mereka hidup secara food gathering.
Peralatan yang mereka pakai sehari-hari sangat sederhana tanpa disentuh
teknologi modern. Mereka bertahan hidup dengan cara beradaptasi dengan
lingkungan. Betapa gigih aksi Xi berkelana mencari ujung dunia hanya untuk
membuang sebuah botol yang telah merusak keharmonisan keluarga dan kaumnya.
Kita juga dapat belajar bahwa tidak selamanya teknologi memberikan kemudahan
dan kebaikan bagi kita, tapi teknologi juga dapat menghadirkan masalah besar
seperti masalah yang dihadapi Suku Bushman di Kalahari, teknologi kecil yang
hadir pada pemukimannya selain membawa keuntungan juga menimbulkan perpecahan
pada anggota sukunya, dimana masalah tersebut belum pernah meraka rasakan
sebelumnya. Kita juga perlu mengapresiasi karena mereka lebeh memilih menjalani
hari seperti biasa tanpa teknologi asal mereka bisa hidup sejahtera seperti
sebelumnya. Satu kesimpulan kecil yang dapat diambil adalah tidak selamanya
kebahagiaan datang dari materi ataupun teknologi yang membuat hidup kita serba
enak, tapi seringnya kebahagiaan justru datang dari sebuah kesederhanaan yang
membuat hidup terasa lebih berharga.
0 comments:
Posting Komentar