Rabu, 11 November 2015

FILM “THE GOD MUST BE CRAZY” DAN KAITANNYA DENGAN ILMU BUDAYA DASAR

Edit Posted by with No comments
1.      Sistem Religi
Sistem religi masyarakat bushmen (suku di Kalahari) menganut sistem kepercayaan kepada Dewa-dewa. Satu prinsip yang mereka anut adalah Tuhan menciptakan semuanya untuk kebaikan, sehingga mereka sama sekali tidak memiliki rasa benci terhadap apapun ciptaan lain di sekitar mereka.
2.      Sistem Organisasi Kemasyaarakatan
Mereka (bushmen) hidup berkelompok dalam skala kecil. Karena hidup bersama-sama dalam skala kecil, kehidupan sosial mereka tidak menghasilkan strata dan norma-norma hukum yang pasti, bahkan mereka tidak mengenal system kepunyaan. Sedangkan masyarakat perkotaan cenderung memiliki sifat individualisme yang tinggi guna memuaskan keinginan duniawinya sendiri. Disamping itu, masyarakat peradaban sudah mengenal organisasi terpimpin seperti pemerintahan yang berdaulat, norma dan hukum.
3.      Sistem Pengetahuan
Masyarakat bushmen memiliki pengetahuan yang terbatas berdasarkan pemikiran atau logika, sehingga secara langsung melatih keterampilan mereka. Sedangkan masyarakat peradaban memiliki  pengetahuan yang cukup luas karena adanya bantuan teknologi yang modern.
4.      Sistem Teknologi dan Peralatan

Kehidupan masyarakat bushmen sangat bergantung pada alam. Mereka hidup secara food gathering. Peralatan yang mereka pakai sehari-hari sangat sederhana tanpa disentuh teknologi modern. Mereka bertahan hidup dengan cara beradaptasi dengan lingkungan. Betapa gigih aksi Xi berkelana mencari ujung dunia hanya untuk membuang sebuah botol yang telah merusak keharmonisan keluarga dan kaumnya. Kita juga dapat belajar bahwa tidak selamanya teknologi memberikan kemudahan dan kebaikan bagi kita, tapi teknologi juga dapat menghadirkan masalah besar seperti masalah yang dihadapi Suku Bushman di Kalahari, teknologi kecil yang hadir pada pemukimannya selain membawa keuntungan juga menimbulkan perpecahan pada anggota sukunya, dimana masalah tersebut belum pernah meraka rasakan sebelumnya. Kita juga perlu mengapresiasi karena mereka lebeh memilih menjalani hari seperti biasa tanpa teknologi asal mereka bisa hidup sejahtera seperti sebelumnya. Satu kesimpulan kecil yang dapat diambil adalah tidak selamanya kebahagiaan datang dari materi ataupun teknologi yang membuat hidup kita serba enak, tapi seringnya kebahagiaan justru datang dari sebuah kesederhanaan yang membuat hidup terasa lebih berharga.

0 comments:

Posting Komentar