Rabu, 09 Desember 2015

CONTOH TANGGUNG JAWAB DAN PENGABDIAN

Edit Posted by with No comments
  1. CONTOH TANGGUNG JAWAB

JAKARTA, KOMPAS - Sering terdengar slogan bahwa kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa tak terutama tergantung kepada sumber daya alam, yang di Indonesia sudah hampir terkuras habis, tetapi kepada sumber daya manusia.

Korea Selatan dan Singapura bisa disebut contoh dekat. Namun, dalam slogan itu jarang diungkapkan perbedaan antara kedua sumber daya itu. Sumber daya alam (SDA) diberi oleh alam yang pemurah, sementara sumber daya manusia (SDM) harus dibuat manusia sendiri. SDA bersifat given, sedangkan SDM merupakan suatu kualitas yang harus diproduksi manusia.

Beberapa minggu lalu Presiden 
Joko Widodo membuat pernyataan yang patut diperhatikan, dan membangunkan kita dari kesadaran yang tidur nyenyak. Berkata Presiden, tahun 1970-an Indonesiabooming minyak. Negara seakan terapung di atasnya. Tetapi, akhirnya kita tak dapat suatu apa kecuali bahwa Pertamina hampir saja bangkrut. Tahun 1980-an ada booming kayu, tetapi yang didapat negara hanya gundulnya hutan tropis di Sumatera dan Kalimantan, dan meningkatnya kerentanan terhadap banjir setiap hujan turun. Tahun 2000-an ada booming mineral, seperti batu bara, tetapi tak ada yang tertinggal untuk negara dan bangsa. Hasilnya, hancurnya lingkungan dengan depresiasi yang luar biasa berhadapan dengan 95 persen eksportir yang tak punya nomor pokok wajib pajak. Satu-satunya yang masih terselamatkan hanyalah laut, sehingga pencurian kekayaan laut harus dihentikan dengan tegas.

Tentu saja Presiden Jokowi menyadari pentingnya SDM sekalipun hal itu tak disinggung dalam pernyataannya. Kita tahu, SDM harus dibuat, harus diproduksikan. Adapun jalan untuk menghasilkan SDM adalah pendidikan. Horace Mann, pemikir pendidikan yang sering dikutip filsuf John Dewey berkata education is our only political safety, outside of this ark is the deluge (pendidikan adalah pengamanan politik kita satu-satunya, di luar bahtera ini hanya ada banjir dan air bah).

Menurut Mann, pendidikan umum merupakan penemuan terbesar manusia. Organisasi-organisasi sosial lain semuanya hanya kuratif dan remedial sifatnya. Sekolah saja yang dapat mencegah dan menangkal kesulitan dan bencana. Namun demikian, hanya pendidikan dengan asas-asas dan praktik yang benarlah yang dapat menjadi pengamanan politik dan menciptakan SDM, yaitu orang-orang yang dilengkapi tingkat kecerdasan tertentu dengan watak danprinsip-prinsip tertentu. Orang-orang yang dididik dengan baik dapat membantu proses produksi dalam ekonomi dan memperkuat integrasi sosial dalam kelompoknya. Sebaliknya, pendidikan yang centang-perenang, tanpa arah dan tujuan jelas, hanya akan menghasilkan orang-orang yang menjadi beban masyarakatnya dan sumber masalah yang mempersulit kehidupan bersama.

Pendidikan dan pengajaran

Ada pandangan yang membedakan pendidikan dan pengajaran. Kurang jelas apakah pembedaan ini maksudnya menunjukkan pembagian tugas, seakan-akan sekolah hanya mengurus pengajaran, sementara pendidikan anak didik menjadi tanggung jawab masing-masing keluarga. Apa pun maksud pembedaan itu, satu hal perlu ditegaskan di sini, yaitubahwa pengajaran dan pendidikan bisa dibedakan, tetapi tak pernah bisa dipisahkan. Alasannya, pengajaran yang diajarkan di sekolah tak dimaksudkan hanya untuk menjadi transfer pengetahuan. Pengajaran memang bertujuan menyampaikan pengetahuan, tetapi pengetahuan yang ditransfer itu harus menjadi sarana bagi pendidikan anak didik dan unsur dalam pembentukan kepribadian mereka.

Dalam pengajaran itu mereka dilatih berpikir, bertanya, dan perlahan-lahan memahami bagaimana pengetahuan disusun dengan metode dan sistematika tertentu, dan bagaimana pula pengetahuan itu telah diperoleh dan apakah dapat diuji kesahihannya. Melalui pengetahuan itu terbuka wawasan tentang alam dan masyarakat, dan bagaimana mestinya orang bersikap terhadap alam dan berperilaku terhadap anggota masyarakat. Singkat kata, pengajaran menyampaikan pengetahuan, dan pengetahuan mempertajam nalar, membentuk watak, dan mematangkan kepribadian.

Pengajaran yang tak dihayati sebagai sarana pendidikan akan berubah mekanis dan membuat otak anak didik seolah-olah filekomputer yang hanya berfungsi menampung informasi. Bertrand Russel, filsuf Inggris terbesar abad XX dan pemenang Nobel untuk kesusastraan, mengajukan kritik tajam dan sengit terhadap pendidikan yang diperlakukan hanya sebagai pengajaran. Menurut dia, kita memang sanggup menciptakan berbagai perlengkapan dan membuat alat-alat, namun kita bisa tetap primitif dalam metode dan teknik, kalau kita mengira pendidikan hanya menjadi transfer pengetahuan yang sudah baku, dan bukannyasarana membentuk kebiasaan dan sikap ilmiah.

Ciri utama orang kurang terdidik adalah sikap tergesa-gesa dalam membentuk pendapatnya, yang kemudian dipertahankan secara mutlak. Sebaliknya, seorang terpelajar akan sangat berhati-hati dalam berpendapat dan selalu berbicara dengan modifikasi. Latihan-latihan dalam pendidikan melalui pengajaran lambat laun akan membentuk intellectual conscience atau nurani intelektual yang ditandai oleh dua hal utama, yaitu sikap untuk percaya hanya kalau ada bukti-bukti yang bisa dipegang, dan kesediaan mengakui bahwa bukti-bukti itu pun masih bisa salah.

Pembentukan nalar yang berhasil dalam pendidikan dapat mengubah pandangan seseorang secara radikal, seperti sikap lebih menghargai seni dan keindahan daripada kekayaan dan kemewahan, atau lebih mengutamakan kecerdasan dan rasa percaya diri daripada kebanggaan terhadap status dan jabatan. Perubahan sikap inilah yang menandai munculnya masa Renaisans di Eropa yang bermula di Italia pada abad XIII-XIV dan diteruskan beberapa abad kemudian. Untuk kita, pendidikan dapat membuat orang sanggup mengontrol insting posesif berlebihan. Materialisme praktis yangdibawa masuk ke Tanah Air oleh kapitalisme, sudah membuat orang menganggap sama dua hal yang berbeda sekali, yaitu menikmati dan memiliki.
Sulit sekali menemukan orang bermodal yang membiarkan bukit anggrek indah di hutan dinikmati banyak orang tanpa harus membeli dan memilikinya untuk diri sendiri. Orang bisa menikmati tanpa harus memiliki, dan lebih sering orang memiliki tanpa sanggup menikmati. Dalam bidang sosial gejala ini terlihat dalam bertambah kayanya sekelompok kecil elite, tanpa ada perhatian dan keterbukaan hati untuk menikmati kemajuan orang lain berkat bantuan yang diberikan. Filantropi rupanya asing pada awal kapitalisme. Keserakahan merupakan Kinderkrankheit des Kapitalismus atau penyakit kanak-kanak dalam kapitalisme.

Mentalitas dan sikap ilmiah

Studi tentang sejarah ilmu pengetahuan pernah dilakukan filsuf Alfred North Whitehead dan dikemukakan dalam serangkaian kuliah di Universitas Harvard pada paruh pertama 1920-an dan kemudian diterbitkan sebagai buku Science and The Modern World. Sebuah tesis yang dipertahankannya dengan berbagai bukti historis ialah bahwa pembentukan mentalitas dan sikap ilmiah sering kali lebih penting dan lebih mendorong kemajuan dibandingkan kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Hadirnya teknologi di suatu negara tak dengan sendirinya menunjukkan kemajuan negara itu dalam ilmu dan teknologi, karena produk teknologi selalu bisa dibeli. Suatu negara dapat dikatakan maju kalau dapat memproduksi teknologi itu, bahkan menemukan jalan memproduksi teknologi baru.

Lukisan perkembangan ilmu dan teknologi di Eropa oleh AN Whitehead dapat mengilustrasikan hal ini. Entakan besar dalam ilmu pengetahuan alam dan humaniora terjadi di berbagai negara Eropa pada abad XVII yang disebutnya abad para genius. Dalam kesusastraan ada Miguel de Cervantes di Spanyol yang menulisDon Quixote; di Inggris berkibar Shakespeare yang memberi watak kepada sastra dan bahasa Inggris. Keduanya wafat pada 27 April 1616. Dalam filsafat muncul Descartes di Perancis, Francis Bacon dan John Locke di Inggris, Baruch Spinoza di Belanda, dan Leibniz di Jerman. Dalam fisika berderet nama, seperti Newton di Inggris, Robert Boyle di Irlandia, dan Huygens di Belanda. Dalam astronomi kita kenal Galileo Galilei di Italia dan Johannes Kepler di Jerman. Dalam matematika ada Blaise Pascal di Perancis dan dalam biologi ada William Harvey di Inggris yang menemukan sistem peredaran darah kita.

Nama-nama ini hanya sebagian kecil dari daftar panjang para genius yang berkarya abad XVII. Para ahli sejarah ilmu pengetahuan masih meneliti mengapa lahir demikian banyak genius pada masa ini. Menurut Bertrand Russel yang menulis buku sejarah filsafat Barat yang banyak dipuji, abad XVI adalah abad yang mengalami kegersangan filsafat karena peperangan antaragama. Perang Tiga Puluh Tahun antara pihak Katolik dan Protestan, akhirnya menimbulkan anggapan bahwa kesatuan dalam dogma agama yang diidamkan dalam Abad Pertengahan sudah tak mungkin tercapai lagi. Setiap orang sebaiknya berpikir sendiri untuk dirinya, juga mengenai soal-soal fundamental. Hasrat untuk kebebasan berpikir dan keengganan kepada soal-soal teologis lambat laun melahirkan kegairahan baru untuk hal-hal sekuler, yang bermuara kepada ilmu pengetahuan. Mentalitas baru inilah yang melahirkan para genius.
Di Indonesia, almarhum Prof Sartono Kartodirdjo dari Universitas Gadjah Mada pernah menceritakan anekdot perilaku mahasiswanya, termasuk mahasiswa asing. Mahasiswa Jepang yang membeli sepeda motor baru memanfaatkan hari liburnya pada akhir pekan untuk membongkar seluruh sepeda motor dan memereteli berbagai bagiannya, kemudian disusun kembali untuk mengetahui struktur mesin dan sistem mekaniknya. Sebaliknya, mahasiswa Indonesia yang membeli sepeda motor baru akan segera mengunjungi pacarnya, mengajaknya keliling kota, dan melewatkan acara malam minggu bersama.

Dari segi mentalitas, mahasiswa Jepang itu punya mentalitas teknologis, sementara mahasiswa kita masih hidup dalam mentalitas konsumeristis. Diterapkan di sekolah, pengajaran dan pendidikan bukan saja menyajikan science products (produk ilmu pengetahuan), tetapi mendorong science production (bagaimana ilmu diproduksikan). Berbagai bentuk pengajaran dan pendidikan tujuan utamanya bukanlah melakukan transfer pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan menciptakan suasana dan motivasi agar peserta didik didorong mencari dan menghasilkan pengetahuan baru dalam suatu bidang penelitian, entah dengan mengidentifikasi bidang-bidang penelitian yang belum banyak dikaji dan dapat dijadikan obyek penelitian agar melengkapi penelitian-penelitian yang sudah ada, atau dengan mencoba metode dan teknik penelitian baru yang menyorot aspek tertentu dari suatu obyek penelitian yang sudah diteliti sebelumnya, tetapi yang kemudian dijelaskan dengan cara lebih komprehensif.

Pada titik ini dua kepentingan patut diperhatikan. Pertama, kepentingan validasi, yaitu pengujian pengetahuan agar pengetahuan itu terjamin kesahihannya, sebelum digunakan lebih banyak orang. Pengetahuan yang akan digunakan berbagai pihak, haruslah terhindar sejauh mungkin dari kekeliruan dan kesalahan entah mengenai data yang dikumpulkan, atau penjelasan tentang data itu. Pengetahuan fisika, biologi, kimia atau pengetahuan ilmu-ilmu sosial yang menjadi konsumsi publik, harus terjamin kesahihannya oleh validasi yang memenuhi syarat pengujian, agar pemakaian atau penerapan pengetahuan itu oleh pihak lain tak merugikan atau membahayakan mereka.

Kedua, pendidikan dan pengajaran harus dapat menunjukkan pentingnya aspek penemuan dalam ilmu pengetahuan. Prinsipnya, pengetahuan bukan saja harus dijaga dan dirawat dari masa ke masa, tetapi perlu diperbarui dengan temuan baru. Inilah dimensi heuristik dalam ilmu pengetahuan. Temuan baru itu dapat berupa obyek baru dalam sebuah bidang studi dan penelitian. Temuan juga dapat berupa penjelasan baru tentang data lama yang sudah dikumpulkan dan obyek penelitian yang sudah diketahui sebelumnya.
Diterjemahkan ke istilah yang lebih sederhana validasi ilmu pengetahuan butuh sikap kritis di antara para peserta didik, dan kemampuan heuristis dalam ilmu pengetahuan tak berarti lain dari sikap kreatifanak didik dalam menghadapi tugas belajar mereka. Sikap kritis hanya dimungkinkan oleh pandangan yang menghadapi ilmu pengetahuan sebagai suatu disiplin, sedangkan sikap kreatif akan muncul dari penghayatan ilmu pengetahuan sebagai suatu art atau seni, yang butuh kebebasan dan keleluasaan dalam menanggapinya. Apakah kritik dan kreativitas, disiplin dan kebebasan, metodologi dan imajinasi, menjadi perhatian di sekolah-sekolah kita sekarang, dan dikembangkan dalam perimbangan yang optimal, itulah pertanyaan dasar tentang pendidikan kita di Indonesia sekarang.


* Artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Juni 2015 dengan judul "Tanggung Jawab atas Pendidikan".
http://edukasi.kompas.com/read/2015/06/25/16124171/Tanggung.Jawab.atas.Pendidikan?page=all


  1. CONTOH PENGABDIAN
Pengabdian Mahasiswa Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Desa 31 Mei 2012 02:15:20 Diperbarui: 25 Juni 2015 04:34:53 Dibaca : 2,021 Komentar : 1 Nilai : 5 Mahasiswa KKN membawa bungkusan KKN Peduli menuju rumah masyarakat miskin Mahasiswa sebagai kaum akademisi memiliki peran penting dalam masyarakat, utamanya dalam melahirkan strategi, ide dan pemikiran yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat kompleks. Strategi, ide dan pemikiran yang inovatif itu saya temukan pada mahasiswa STKIP PGRI Sumenep saat saya silaturrahmi ke Rumah teman di Desa Batuputih Kecamatan Batuputih Kabupaten Sumenep. Strategi, ide dan pemikiran yang inovatif itu saya lihat saat Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Batuputih kecamatan Batuputih Kabupaten Sumenep Jawa Timur. Banyak strategi, ide dan pemikiran inovatif yang dimiliki Mahasiswa KKN STKIP tersebut yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang sangat menyentuh terhadap masyarakat, diantaranya adalah membersihkan Masjid, persahabat Bola Voly, KKN Peduli,  Reboisasi atau penghijauan, Penyuluhan Pendidikan dan Nonton Bareng, Jalan-Jalan Sehat (JJS), Malam Perpisahan. Mahasiswa KKN STKIP PGRI Sumenep melakukan kegiatannya pertamanya membersihkan lantai dan dinding sebuah masjid. Kegiatan membersihkan masjid tersebut melibatkan pengurus Masjid. Menurut saya, kegiatan tersebut merupakan hasil ide yang cerdas karena dengan kegiatan membersihkan masjid bisa membuat masyarakat enak dan senang dalam melakukan sembahyang sebagai bentuk pendekatan dri pada Tuhan. Tembat yang nyaman dalam melakukan ritual keagamaan bisa meningkatkan kekhusuan. Kegiatan tersebut mendapat respon baik dari pengurus masjid. “Saya senang dengan Mahasiswa KKN, mereka memperhatikan Masjid ini.” Kata salah satu Pengurus, saat saya bertanya. Hari barikutnya, Mahasiswa KKN tersebut mengadakan persahabat Bola Voly. Saya rasa persahabat tersebut dapat bermanfaat untuk mempererat hubungan antara Mahasiswa KKN dengan Pemuda desa yang punya kesenangan bermain volly. Merangkul pemuda di tempat KKN sangat penting karena bisa diajak kerja sama apabila merealisasikan agenda kegiatan. Selain itu dapat memberi contoh yang baik kepada pemuda desa dalam bergaul dengan sesama. Kegiatan selanjutnya adalah KKN Peduli. Kegiatan itu saya lihat, Mahasiswa KKN memberi bungkusan Plastik bertuliskan KKN PEDULI kepada masyarakat setempat yang dipandang miskin. Didalam plastik tersebut berisi beras 1 kg dan sebungkus Mie. Hebatnya cara memberi bungkusan itu, Mahasiswa KKN tidak mendatangkan masyarakt miskin ke Poskonya, melainkan Mahasiswa KKN berpencar berjalan kaki mengantarkan secara langsung ke rumah-rumah masyarakat yang dipandang miskin itu. Saya lihat dari kejauhan, ada senyum di bibir Saudara kita yang miskin itu, ada wajah keceriaan dan kebahagiaan saat menerima bungkusan itu. Mahasiswi KKN memberikan Bungkusan KKN Peduli kepada masyarakat miskin Mahasiswa KKN memberikan bungkusan KKN Peduli kepada Masyarakat Miskin Kegiatan selanjutnya adalah Reboisasi atau penghijauan. Dalam kegiatan ini Mahasiswa KKN menyediakan 1.500 bibit, 500 bibit pohon Jati, 500 bibit pohon Sengon, dan 500 bibit pohon Mahoni. Penanaman 1.500 pohon di Desa Larangan Kerta Kecamatan Baputu Putih Kabupaten Sumenep Jatim tersebut, Mahasiswa KKN melibatkan PNS, Kelompok Pemuda dan Masyarakat Desa setempat sebanyak 300 orang. Penanaman pohon itu bagi saya merupakan Ide cerdas Mahasiswa KKN dalam berfikir melihata jangka panjang keselamatan lingkungan dari bahaya banjir dan kegersangan lahan. Dipilihnya lahan di Desa tersebut karena sebelumnya banyak pohon yang ditebang secara liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Mahasiswa KKN sedang menanam 1000 pohon bersama PNS, Pemuda, dan masyarakat Batuputih Hebatnya kegiatan penghijauan adalah, Camat Batuputih, R. Moh. Baihaqi, A.Mp  menanggapi serius sehingga mengajak seluruh masyarakat Batuputih untuk tetap memelihara melestarikan lingkungan sehingga linggungan bersahabat dengan penghuninya. Kegiatan berikutnya adalah Penyuluhan Pendidikan dan Nonton Bareng. Peserta Penyuluhan pendidikan adalah semua siswa yang ada id Desa setempat. Mahasiswa KKN mendatangi Sekolah- Sekolah yang ada di tempat KKN itu yang sebelum sudah memberi surat pemberi tahuan ke pihak sekolah yang tembusannya ke Kepala Desa dan UPTD Pendidikan Kecamatan Batuputih. Pelaksanaanya di siang hari saat-saat jam belajar. Sedangkan Nonton Bareng, Mahasiswa KKN memberi pengumuman melalui pengeras suara yang ada di Musllah terlebih dahulu. Pada acara Nonton Bareng  yang dilaksnakan pada malam hari tersebut banyak masyarakat yang hadir. Masyarakat yang nonton terlihat senang dan kadang ada yang tawa  karena yang diputar adalah Lawak Ketporak Rukun Karya yang merupakan salah satu seni budaya di Kabupaten Sumenep yang di senangi masyarakat pedesaan. Seorang Mahasiswi KKN sedang melakukan Penyuluhan Pendidikan pada siswa Masyarakat nonton bareng tayangan Ketroprak Rukun Karya di Balai Desa Berikutnya adalah kegiatan yang paling seru menurut saya yaitu Jalan-Jalan Sehat (JJS). Kagiatan itu melibatkan semau siswa, para guru dan para pemuda yang ada di Desa tempat Mahasiswa KKN. Selain itu juga melibat pihak kepolisian sebagai keamanan dan pihak puskesmas di bagian  kesehatan. Seperti biasanya JJS ada undiannya. Setelah semua peserta sampai di finis, panitia mengundi undian dan memberikan hadiah kepada peserta yang mendapat undian. Pemotongan pita sebagai simbol pelepasan peserta JJs oleh Dosen STKIP GRI Sumenep, Drs. Faqiudin, M.Si Penyerahan hadiah undian dari panitia kepada peserta pemenang JJS Mobil Ambulance yang ikut serta menyukseskan kegiatan JJS Kegiatan yang terakhir yaitu Malam Perpisahan. Dalam malam perpisahan itu diisi dengan penyampaian terima kasih dan permintaan maaf dari Mahasiswa KKN yang diwakili ketua Kelompok kepada Kepala Desa, Camat dan ke semua pihak yang turut menyukseskan kegiatan KKN di Desa Batuputih. Dan juga sebaliknya yang diwakilkan oleh Kepala Desa Batuputih. Selesai saling meminta maaf dan mengucapkan terima kasih, acara dilanjutkan pada hiburan musik yang mendatangkan penyanyi lokal Sumenep. Saat dintanya kepada ketua Kelompok Mahasiswa KKN mengania sumber dana, Ia menjawab patungan dari kelompoknya, sumbangan masyarakat yang tanpa dipinta, dan sumbangan dari Kepala Desa. “Bagaimanapun semua kegiatan harus sukses walau dana dapat dari patungan teman-teman kelompok, masyarakat yang ikhlas dan sumbangan dari Kepala Desa karena KKN ini adalah amanah Tridharma Perguruan tinggi, terutama di pengabdian masyarakat.” Kata Stevan, Ketua Kelompok KKN. “Kami senang dengan KKN ini. Kami bisa berlatih merealisasikan kegiatan-kegiatan yang sudah terprogram, kami bisa belajar menyesuaikan diri dengan masyarakat luas, dan kami belajar bisa mneyelesaikan peroalan-persoalan karena adanya perbedaan pendapat, baik yang terjadi dalam kelompok kami maupun yang terjadi di Masyarakat. Hal semacam ini tidak dididapat di dalam Kampus.” Tambah Stevan. Selain tanya ke Mahasiswa KKN, saya juga bertanya kepada Dosen Pembimbing Lapan KKN, Drs, Fakiudin, M.Si mengenai tujuan STKIP PGRI Sumenep melaksanakan KKN Ia menjawab  untuk ,mewujudkan pengabdia Mahasiswa terhadap pelaksanaan pembangunan di Desa. “Selain menggali karya ilmiyah terhadap kehidupan, kami ingin mewujudkan mewujudkan pengabdia Mahasiswa terhadap pelaksanaan pembangunan di Desa. Jawab Dosen itu.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/adijaya/pengabdian-mahasiswa-terhadap-pelaksanaan-pembangunan-desa_5510b451a33311303cba884d

PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB & PENGABDIAN

Edit Posted by with No comments
I.                   TANGGUNG JAWAB
A.     Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Tanggung jawab juga membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan penerima wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan wewenang.
Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Dengan demikian kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang bertanggung jawab adalah manisia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum, sebab baik menurut seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain.
Dengan kata lain, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
B.     Macam- Macam Tanggung Jawab
1.      Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup, kemudian mati. Agar manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai pengisi fase kehidupannya itu maka manusia tersebut atas namanya sendiri dibebani tanggung jawab. Sebab apabila tidak ada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya tidak terkontrol lagi. Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan.
Contoh: 
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya.
2.      Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga kadang-kadang diperlukan pengorbanan.
Contoh:
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
3.      Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.
4.      Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawabkan kepada negara.
Contoh:
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
5.      Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.

II.                PENGABDIAN
A.     Pengertian Pengabdian
Pengabdian adalah bagaimana cara seseorang menjalani hidupnya dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban yang sudah dia tetapkan untuk dilaksanakan.
Terdapat 2 sisi dalam pengabdian:
1)    Pengabdian dalam arti umum.
Sejenis perasaan rela melakukan sesuatu karena didasari sesuatu hal pula atau dapat dikatakan yaitu membaktikan diri, yang otomatis pada biasanya dia akan relevan dengan pendiriannya.
2)    Pengabdian dalam arti cinta
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengabdian berarti hal mengabdi atau mengabdikan. Seorang warga negara yang mengabdi kepada negaranya biasanya berpedoman hidup: “Berjuang bagi negara tanpa mengharapkan imbalan apa-apa.”
Jadi, pengabdian didasari cinta artinya rela dan siap melakukan dan memberikan apapun untuk mempertahankan cinta tanpa ada perasaan terpaksa, yang berarti relevan akan cinta dan tetap memegang teguh kesetiaan.

Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Dalam mengabdi, kita harus melaksanakan kewajiban-kewajiban yang sudah ditetapkan. Mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada “suatu” yang dianggap lebih, biasanya dilakukan dengan ikhlas, bahkan seringpula diikuti dengan pengorbanan. Di mana pengorbanan berarti suatu pemberian untuk menyatakan kebaktian, yang dapat berupa materi, jiwa raga.
Kadang pula terdapat pengabdian yang disalah arti kan oleh seseorang yang diabdikan, yaitu pengabdian sebagai perbudakan, mereka merasa senang dengan pengabdian yang dilakukan oleh seseorang yang mengabdi, sehingga membuat dia menjadi lupa daratan dan memperlakukan orang yang mengabdi tersebut sebagai perbudakan.
Pada kenyataannya pengabdian tersebut bukanlah perbudakan, sebab perbudakan selalu disertai dengan paksaan dan ketakutan, yang akhirnya menimbulkan pemberontakan. Tidak ada perbudakan yang menghasilkan kebahagiaan karena akan berakhir pada kehancuran.

B.     Macam macam pengabdian
Sebelumnya munculnya pengabdian karena adanya rasa tanggung jawab, baik terhadap Tuhan maupun penciptanya, terhadap diri sendiri, terhadap keluarga dan terhadap masyarakat. Ada beberapa perbedaan dalam pengabdian, oleh karena itu pengabdian dibedakan :
1.      Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawabnya yang juga diikuti oleh pengorbanan.
Contoh : Umat Islam melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari, melakukan zhakat, melaksanakan kurban dan sebagainya. Itu semua tidak lain adalah untuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.      Pengabdian kepada masyarakat
Ini timbul karena manusia dibesarkan dan hidup dalam masyarakat sehingga sebagi perwujudanya tanggung jawab nya, kemudian melakukan pengabdian dan juga pengorbanan.
Contoh : Seorang mahasiswa Universitas Gunadarma yang telah lulus, kemudian berusaha memajukan pendidikkan di desanya dengan mendirikan sekolah, walaupun tanpa imbalan apapun dia lakukan demi kemajuan desanya

3.      Pengabdian kepada raja
Yaitu suatu penyerahan diri secara ikhlas kepada rajanya, karena dianggap yang melindunginya; walaupun sekarang banyak terjadi.
Contoh : Seorang gadis dengan sukarela dijadikan selir oleh rajanya

4.      Pengabdian kepada Negara
Timbul karena orang merasa ikut bertanggung jawab terhadap keselastrian Negara dan demi persatuan dan kesatuan bangs
Contoh : Dalam usaha untuk merebut kembali Irian Barat dari penjajah Belanda, banyak pemuda yang mendaftarkan diri sebagai sukarelawan.

5.      Pengabdian kepada harta

Terjadi karena seseorang memandang bahwa harta yang menghidupinya, sehingga tindakan-tindakannya semata-mata demi harta, akibatnya ia diperbudak oleh harta; kadang-kadang dia tanpa menyadari justru mengorbankan dirinya untuk mempertahankan hartanya, yang akhirnya sama saja diartikan ia tidak dapat menikmati hartanya.