I.
TANGGUNG JAWAB
A.
Pengertian
Tanggung Jawab
Tanggung
jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya.Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang.
Tanggung jawab juga membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan
penerima wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan wewenang.
Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Dengan demikian kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang bertanggung jawab adalah manisia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum, sebab baik menurut seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain.
Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Dengan demikian kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang bertanggung jawab adalah manisia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum, sebab baik menurut seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain.
Dengan
kata lain, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
B.
Macam- Macam
Tanggung Jawab
1. Tanggung
jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia
diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup, kemudian mati. Agar
manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai pengisi fase kehidupannya itu
maka manusia tersebut atas namanya sendiri dibebani tanggung jawab. Sebab
apabila tidak ada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya
tidak terkontrol lagi. Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya
tanggung jawab untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan.
Contoh:
Contoh:
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya.
2. Tanggung
jawab terhadap keluarga
Keluarga
merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga
orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab itu menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga
kadang-kadang diperlukan pengorbanan.
Contoh:
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
3. Tanggung
jawab terhadap masyarakat
Pada
hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan
kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia
harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian
manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya
dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.
Contoh:
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.
4. Tanggung
jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu
kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu
negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku manusia terikat oleh
norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa
berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawabkan kepada negara.
Contoh:
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
5. Tanggung
jawab terhadap Tuhan
Tuhan
menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk
mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan.
Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran
dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan
peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan
melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti
mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap
Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia
perlu pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.
II.
PENGABDIAN
A.
Pengertian
Pengabdian
Pengabdian adalah bagaimana cara seseorang menjalani hidupnya
dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban yang sudah dia tetapkan untuk
dilaksanakan.
Terdapat 2 sisi dalam pengabdian:
1)
Pengabdian dalam arti umum.
Sejenis perasaan rela melakukan sesuatu karena didasari
sesuatu hal pula atau dapat dikatakan yaitu membaktikan diri, yang otomatis
pada biasanya dia akan relevan dengan pendiriannya.
2)
Pengabdian dalam arti cinta
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengabdian berarti hal
mengabdi atau mengabdikan. Seorang warga negara yang mengabdi kepada negaranya
biasanya berpedoman hidup: “Berjuang bagi negara tanpa mengharapkan imbalan
apa-apa.”
Jadi, pengabdian didasari cinta artinya rela dan siap
melakukan dan memberikan apapun untuk mempertahankan cinta tanpa ada perasaan
terpaksa, yang berarti relevan akan cinta dan tetap memegang teguh kesetiaan.
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,
pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang,
hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu
hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh
untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain
halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari
itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Dalam mengabdi, kita harus melaksanakan kewajiban-kewajiban
yang sudah ditetapkan. Mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada “suatu”
yang dianggap lebih, biasanya dilakukan dengan ikhlas, bahkan seringpula
diikuti dengan pengorbanan. Di mana pengorbanan berarti suatu pemberian untuk
menyatakan kebaktian, yang dapat berupa materi, jiwa raga.
Kadang pula terdapat pengabdian yang disalah arti kan oleh
seseorang yang diabdikan, yaitu pengabdian sebagai perbudakan, mereka merasa
senang dengan pengabdian yang dilakukan oleh seseorang yang mengabdi, sehingga
membuat dia menjadi lupa daratan dan memperlakukan orang yang mengabdi tersebut
sebagai perbudakan.
Pada kenyataannya pengabdian tersebut bukanlah perbudakan,
sebab perbudakan selalu disertai dengan paksaan dan ketakutan, yang akhirnya
menimbulkan pemberontakan. Tidak ada perbudakan yang menghasilkan kebahagiaan
karena akan berakhir pada kehancuran.
B. Macam macam pengabdian
Sebelumnya munculnya pengabdian karena adanya rasa tanggung
jawab, baik terhadap Tuhan maupun penciptanya, terhadap diri sendiri, terhadap
keluarga dan terhadap masyarakat. Ada beberapa perbedaan dalam pengabdian, oleh
karena itu pengabdian dibedakan :
1.
Pengabdian terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
Yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan
merupakan perwujudan tanggung jawabnya yang juga diikuti oleh pengorbanan.
Contoh : Umat
Islam melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari, melakukan zhakat,
melaksanakan kurban dan sebagainya. Itu semua tidak lain adalah untuk pengabdian
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Pengabdian kepada masyarakat
Ini timbul karena manusia dibesarkan dan hidup dalam
masyarakat sehingga sebagi perwujudanya tanggung jawab nya, kemudian melakukan
pengabdian dan juga pengorbanan.
Contoh : Seorang
mahasiswa Universitas Gunadarma yang telah lulus, kemudian berusaha memajukan
pendidikkan di desanya dengan mendirikan sekolah, walaupun tanpa imbalan apapun
dia lakukan demi kemajuan desanya
3.
Pengabdian kepada raja
Yaitu suatu penyerahan diri secara ikhlas kepada rajanya,
karena dianggap yang melindunginya; walaupun sekarang banyak terjadi.
Contoh : Seorang
gadis dengan sukarela dijadikan selir oleh rajanya
4.
Pengabdian kepada Negara
Timbul karena orang merasa ikut bertanggung jawab terhadap
keselastrian Negara dan demi persatuan dan kesatuan bangs
Contoh : Dalam
usaha untuk merebut kembali Irian Barat dari penjajah Belanda, banyak pemuda
yang mendaftarkan diri sebagai sukarelawan.
5.
Pengabdian kepada harta
Terjadi karena seseorang memandang bahwa harta yang
menghidupinya, sehingga tindakan-tindakannya semata-mata demi harta, akibatnya
ia diperbudak oleh harta; kadang-kadang dia tanpa menyadari justru mengorbankan
dirinya untuk mempertahankan hartanya, yang akhirnya sama saja diartikan ia
tidak dapat menikmati hartanya.
0 comments:
Posting Komentar