Kamis, 19 Mei 2016

EFEK RUMAH KACA

Edit Posted by with No comments
Sinar matahari merupakan sumber utama energi bagi organisme hidup dan juga membantu menjaga suhu bumi tetap hangat. Sinar matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi sebagian diserap dan sebagian dipantulkan kembali ke atmosfer. Sinar matahari yang dipantulkan disebut sebagai radiasi inframerah, lalu ditangkap oleh ‘gas rumah kaca’ yang membantu menjaga atmosfer tetaphangat.Gas-gas rumah kaca terdiri dari karbonmonoksida, karbondioksida, metana, dan air-uap.
Meskipun gas-gas tersebut hanya mempunyai komposisi sekitar 1% dari atmosfer, namun mereka berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologi dan mempertahankan kehidupan di planet bumi. Tanpa kehadiran gas-gas rumah kaca, suhu bumi akan menjadi lebih rendah dari 30° C, dan tidak mungkin terdapat kehidupan di bumi. Efek rumah kaca dapat dianggap sebagai suatu proses dimana alam mempertahankan keseimbangan di atmosfer. Namun, aktivitas manusia dalam seratus tahun terakhir telah menyebabkan peningkatan persentase gas rumah kaca di atmosfer, yang pada gilirannya meningkatkan suhu rata-rata di bumi.
Di bumi , radiasi panas yang berasal dari matahri ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca pada rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seharusnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali keruang angkasa merupakan radiasi inframerah. Radiasi inframerah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas. Gas penyerap kaca yang sangat penting adalah H2O dan CO2. H2O dan CO2 tidak bisa menyerap seluruh radiasi inframerah sehingga sebagian dipantulkan ke bumi.keadaan inilah yang menyebabkan suhu di bumi meningkat dan terjadilah pemanasan global.
Penyebab terjadinya efek rumah kaca adalah akibat  naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang ada di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 karena adanya pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya di atas ambang batas dan melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut dalam penyerapannya.
Energi yang masuk ke bumi yang dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer sekitar 25%, diserap awan sekitar 25%, diserap permukaan bumi sekitar 45% serta dipantulkan kembali oleh permukaan bumi sekitar 5%. Sebagian besar inframerah yang dipancarkan oleh bumi akan tertahan oleh awan, gas CO2 serta gas lainnya yang akan dikembalikan ke permukaan bumi. Gas-gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah karbon dioksida (CO2), belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2), gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).

Dengan meningkatnya suhu permukaan bumi maka akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang ekstrem di bumi yaitu yang disebut dengan pemanasan global. Adanya pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub sehingga permukaan air laut naik.Suhu air laut juga naik sehingga air laut mengembang menyebabkan  kenaikan permukaan laut yang nantinya akan dapat menenggelamkan pulau-pulau yang ada di dunia.
Selama ini gas yang diduga sebagai penyebab utama pemanasan global adalah karbon dioksida.Tetapi metana dan nitrogen triflorida dikhawatirkan mempercepat pemanasan global. Para pengamat lingkungan mengatakan bahwa kedua gas tersebut menimbulkan efek yang samaseperti karbon dioksida. Dalam beberapa tahun terakhir ini efek kedua gas tersebut semakin meningkat di luar perkiraan.
Gas metan merupakan gas penyumbang pemanasan global kedua setelah karbondioksida, metan ini menyumbang sepertiga dari efek karbondioksida.Hasil peneneliatian menunjukan bahwa pada 2006 terjadinya peningkatan gas metan, jumlah gas metan di udara naik ekitar 28 juta ton pada Juni 2006 hingga Oktober 2007. Sampai saat ini jumlah metan di udara sudah mencapai 5,6 miliar ton. Apabila jumlahnya terus meningkat maka akan memperparah perubahan iklim
Diperkirakan Kadar nitrogen triflorida di udara meningkat empat kali lipatdalam  beberapa tahun terakhir dan 30 kali lipat sejak 1978. Akan tetapi peningkatam nitrogen trifloridahanya menyumbang 0,04% dari total karbondioksida. Biasanya gas ini biasanya nitrogen triflorida digunakan sebagai pembersih pada industri manufaktur televisi serta monitor komputer dan panel.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa efek rumah kaca meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C.Apabila suhu bumi cenderung mengalami peningkatan secara terus menerus maka akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C pada tahun 2030. Meningkatnya konsentrasi gas gas-gas tersebut di atmosfer maka gelombang panas yang dipantulkanakan semakin banyak dari permukaan bumi yang diserap atmosfer. Dengan demikian akan mengakibatkan suhu permukaan bumi.

Hampir 20 persen terumbu karang di dunia punah akibat emisi karbon dioksida yang meningkat.Karbon-karbon tersebut oleh laut sehingga laut menjadi lebih asam, yang akan berdampak negatif terhadap biota laut (terumbu karang, kumpulan plankton, udang besar, rumput laut).
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan deforestasi yaitu penanaman satu miliar pohon per tahun dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sehingga target 26 persen pada 2020 diharapkan akan tercapai. Upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dapat dilakukan dengan upaya pengendalian kerusakan hutan, penggunaan energi dan transportasi dan pengolahan limbah.Teknologi terbarukan dalam di dunia yang ramah lingkungan dapat membantu mengurangi emisi gas.
Beberapa faktor yang menyebabkan efek rumah kaca :
  1. Penggundulan hutan
Penggundulan hutan dapat menyebabkan  tidak terdapat tumbuhan yang menyerap karbondiksida yang digunakan dalam proses fotosintesis. Penggundulan hutan terjadi akibat kebutuhan lahan untuk perumahan, pertanian dan berbagai macam infrastruktur.
  1. Bahan Bakar Fosil
Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi terhadap penambahan gas rumah kaca yang pada gilirannya memicu pemanasan global.
  1. Peralatan listrik
Contoh peralatan listirik penghasil gas rumah kaca salah satunya adalah lemari es. Lemari es model lama menggunakan gas CFC atau  Chlorofluorocarbon. Gas CFC yang terlepas ke atmosfer dapat berperan sebagai gas rumah kaca yang memicu peningkatan suhu bumi.
  1. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah salah satu penyebab utama efek rumah kaca. Dengan meningkatnya populasi , dapat meningkatkan kebutuhan juga. Hal ini meningkatkan produksi dan proses industri yang menyebabkan peningkatan pelepasan gas industri yang mengkatalisis efek rumah kaca.
5.    Saat mendung udara menjadi panas
Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) lalu berubah menjadi cair. Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas ke udara. Awan yang mendung biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.
menurut badan meteorologi dan genetika di bandung, hali ini diakibatkan dari awan mendung yang mempersempit jumlah luas area yang tersedia untuk menyerap energi matahari . sisa energi yang tidak diserap , akan kembali ke permukaan bumi sehingga udara dimalam hari akan terasa panas.
sumber : 
http://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-efek-rumah-kaca/

Kotoran Sapi Sebagai Sumber Energi Alternatif di Jawa Timur

Edit Posted by with No comments
Peternakan sapi, limbahnya bisa menjadi sumber energi. Foto: Petrus Riski
Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi penghasil daging nasional, dimana produksi sapi potong pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 4.071.391 ekor. Sementara stok sapi secara nasional berjumlah sekitar 13 juta hingga 14 juta ekor.
Data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menyebutkan, angka kelahiran sapi per Januari 2014 mencapai 73.347 ekor, yang ini belum termasuk sapi bunting dan belum melahirkan. Angka itu menurut Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Maskut, diyakini dapat meningkat menjadi 1,15 juta ekor pada akhir 2014 melalui metode inseminasi buatan.
Potensi ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat, dimana sapi tidak hanya diambil daging atau susunya, melainkan juga biogas yang dihasilkan dari kotoran sapi.
Peluang ini yang ditangkap oleh Iswandi, warga Wringinanom, Kabupaten Gresik, yang mampu memasok biogas untuk sekitar 40 keluarga di kampungnya. Berawal dari melihat kotoran sapi di peternakannya yang begitu saja terbuang, Iswandi bersama aktivis lingkungan Prigi Arisandi menggagas dan membuat digester yang berfungsi menampung kotoran sapi di peternakannya. Digester itulah sebagai penampung gas yang dihasilkan dari kotoran sapi, untuk selanjutnya gas yang dihasilkan disalurkan ke rumah-rumah warga menggunakan pipa sebagai bahan bakar pengganti LPG.




Iswandi dan peternakannya yang diolah menjadi sumber energi alternatif. Foto: Petrus Riski
Iswandi yang masuk wilayah Wringinanom sejak 1991, mencoba usaha peternakan sapi perah dengan 200 ekor sapi pada 2005. Dari peternakan itu Iswandi memperoleh sekitar 2.000 liter susu per hari, yang dijual kepada koperasi dan pabrik pengolahan susu. Baru pada 2013 dirinya membangun 2 unit digester berkapasitas masing-masing 50 meter kubik, yang mampu menampung kotoran dari sekitar 80 ekor sapi.
“Disini yang mencoba biogas selain saya belum ada. Kami dapat bantuan dari ESDM untuk bangun digester ini, juga di awal kami memperoleh 20 kompor. Kami ingin kotoran sapi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, tidak hanya dibuang begitu saja yang dapat mencemari sungai atau lahan,” terang Iswandi, ditemui di rumahnya di Wringinanom, Gresik.
2 unit digester yang memakan biaya 110 juta rupiah, dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar warga terutama untuk memasak, selama kotoran sapi terus disalurkan ke digester. Dengan adanya biogas dari kotoran sapi mampu mengurangi pengeluaran warga untuk membeli LPG untuk memasak.
“Kalau dilihat perbandingannya ya sangat membantu. Kalau kemarin sebelum adanya biogas, tiap rumah tangga bisa sampai 2 kali beli LPG 3 Kilogram dalam seminggu, itu menghemat 30 ribu untuk setiap keluarga,” kata Iswandi.

Kusnan menunjukkan jalur pembuangan kotoran sapi menuju digister. Foto: Petrus Riski
Sama seperti kompor biasa. Gak bisa habis kalau itu, kalau LPG bisa habis, ini gak bisa habis. LPG itu 1 bulan 2 kali / 2 tabung. Kalau ini gak ada habisnya. Sama gak ada baunya apa2, kalau dipencet, ada bau uap biogas, kalau sudah nyala ya gak bau.
Sukemi yang merupakan warga setempat mengaku sangat merasakan memanfaatkan biogas dari kotoran sapi, sehingga terbantu secara ekonomi. Selain tidak berbeda dengan LPG untuk kegunaan sebagai bahan bakar memasak, biogas juga diakui lebih aman dari bahaya meledak.
“Ini sama dengan LPG, malah gak habis-habis selama kotorannya masih ada. Biogas ini juga tidak berbahaya karena kalau bocor sangat jelas baunya, tapi kalau sudah untuk masak tidak bau lagi,” cerita Sukemi yang tidak dipungut biaya se-rupiah pun dari penggunaan biogas ini.
Kusnan, seorang pekerja peternakan mengungkapkan, bahwa proses menghasilkan biogas dari kotoran sapi ini sangat mudah. Cukup mendorong kotoran ke parit yang telah disiapkan di sekitar kandang, kotoran langsung mengalir menuju digester dengan bantuan semprotan air.
“Tiap hari sapi mandi jam 4 sore dan jam 14 siang. Kotorannya didorong ke parit dan dialirkan ke penampungan biogas. Uap kotoran ditampung ke dalam tempat penampungan lalu dialirkan dengan pipa, menuju ke pipa-pipa pada rumah-rumah warga yang memanfaatkan,” jabar Kusnan yang mamastikan hasil akhir dari limbah ini tetap dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik.
Selain untuk biogas, Iswandi berencana dalam waktu dekat untuk membuat digester baru, yang difungsikan untuk energi pembangkit listrik. Iswandi merencanakan membuat sebuah digester ukuran 100 meter kubik, sehingga dapat membangkitkan 10 kva.
“Ini minimal untuk lampu. Kalau 1 rumah dijatah 200 watt itu sudah 50-60 rumah. Kedepan kita tambah sapi di andang baru, jadi biogas yang dihasilakn dapat menghidupkan genset atau power, jadi tidak perlu pusing lagi dengan listrik PLN,” ujar Iswandi.
Namun demikian karena usaha ini merupakan jenis yang padat modal, Iswandi berharap pemerintah memberi kepercayaan kepada petani atau peternak untuk mengembangkan potensi biogas ini. Salah satunya dengan pemberian bantuan kredit bunga ringan untuk pengadaan sapi.
“Selama ini pemerintah kurang berpihak. Bunga untuk kami disamakan dengan bunga komersial 12 persen, kalau 4 sampai 6 persen masih bisa kita. Kalau jaman Soeharto dulu ada program sapi Bantuan Presiden 4 sampai 6 sapi untuk setiap keluarga. Setelah Soeharto lengser disini cuma  ada 4 peternak,” tuturnya.

Digester berkapasitas 50 meter kubik melayani biogas untuk 20 keluarga. Foto: Petrus Riski
Iswandi mengatakan bahwa potensi-potensi yang ada di Indonesia masih banyak yang belum tergarap dengan baik, terutama memanfaatkan sumberdaya alam untuk menghasilkan energi alternatif. Kotoran sapi di Jawa Timur diperkirakan dapat menghasilkan energi yang sangat besar bila dimanfaatkan sebagai biogas, mengingat jumlah sapi dan ternak di Jawa Timur yang mendominasi jumlah ternak secara nasional. Selain itu, pemanfaatan kotoran sapi sebagai biogas akan sangat membantu menekan jumlah polutan atau limbah yang dibuang ke sungai, yang selama ini limbah rumah tangga termasuk peternakan juga menyumbang tingkat pencemaran di sungai.
“Kami berharap kedepan pemerintah menangkap potensi ini. Selain mampu menghasilkan energi, menghemat biaya dan mengurangi pencemaran, upaya ini juga dapat menjadi alternatif pengganti sumber energi fosil yang semakin menipis,” tandas Iswandi yang berharap masyarakat dapat menikmati energi secara cuma-cuma.

http://www.mongabay.co.id/2014/04/26/potensi-kotoran-sapi-sebagai-sumber-energi-alternatif/

PENEMUAN UNSUR BARU YANG BERMANFAAT

Edit Posted by with No comments
Prof Dr Ciptadi berhasil menemukan senyawa kimia baru yaitu senyawa 1,3-oxaphospholes. Dijelaskannya, senyawa 1,3-oxaphospholes yang ditemukannya itu, terindikasi sebagai senyawa yang bermanfaat untuk antibiotik dan pestisida. Senyawa itu dibuat dari unsur
phosphorus. “Saat berada studi di Perancis, saya menemukan 40 senyawa oxaphospholes dan derivat-derivatnya (turunannya),” katanya. Dari 40 senyawa baru tersebut 30 di antaranya sudah
dikirim ke Bayern Jerman, sebuah lembaga farmasi yang ada di Jerman.Sementara 10 senyawa baru lainnya masih dikembangkan oleh mahasiswa program doktor (S3) di ENSCM Montapellier II Perancis.

Penemuan senyawa baru olehnya itu diharapkan dapat dipatenkan bersama-sama dengan Prof Dr Cristau, seorang guru besar asal Perancis selaku dosen pembimbing saat melakukan penelitian di laboraorium universitas tersebut. Berdasarkan keterangan guru besar bidang biokimia/kimia organik Unpar tersebut, penemuan tersebut cukup membanggakan bangsa Indonesia, karena jarang terdapat mahasiswa Indonesia menemukan senyawa baru di perguruan tinggi itu. Oleh karena itu, ketika diumumkan penemuan tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Perancis ikut menghadiri dan mengucapkan selamat atas penemuan tersebut. Pengembangan penelitian ini masih terus dilakukan bekerjasama dengan laboratorium kimia organic ENSCM Universite Montpellier II Perancis. Penemuan senyawa-senyawa baru tersebut sebagian sudah diseminarkan di berbagai negara di Eropa dan Asia seperti Perancis, Inggris, Jerman, dan Jepang.
Sebagian juga sudah dipublikasikan pada jurnal internasional, seperti Acta Crystallographica, European Jounal of Organik Chemistry, Journal of Organometallic Chemistry, Phosphorus Sulfur and Silicon, katanya. Ia menemukan senyawa itu saat ia mengambil programdoktor (S3) kimia biomolekul di ENSCM Universite Montapellier II, Perancis.

Ilmuwan Di Swedia menemukan Senyawa Kimia Baru

Stockholm – Tabel kima periodik yang berisi 117 unsur kimia akan memiliki anggota baru.
Ilmuwan mengkonfirmasikan penemuan baru tersebut. Para peneliti dari Universitas Lund di Swedia menemukan unsur itu dengan menumbukkan satu unsur, kalsium ke dalam atom lain, americium. Unsur baru dengan cepat terbentuk dalam cipratan radiasi. Dalam laporan CNN, Kamis (29/8), unsur baru tersebut memiliki 115 proton di pusatnya. Hal itu memberi nomor atom ke 115 dalam tabel periodik, daftar semua unsur yang dikenal selama ini. Kelompok ilmuwan Swedia merupakan yang kedua dalam menciptakan unsur kimia. Sekelompok ilmuwan Rusia mengumpulkan atom dari jenis yang sama pada 2004. Namun, percobaan baru menguatkan hasil sebelumnya dan mengukuhkan keberadaan atom 115 tersebut. Meski demikian, hal itu tidak berarti akan membuat unsur 115 berada di tabel periodik. Penemuan tersebut masih harus disetujui oleh sebuah komite yang terdiri dari anggota Internasional Union of Pure dan Applied
Chemistry serta International Union of Pure and Pallied Physics. Kelompok tersebut bekerja dalam menentukan apakah bukti tersebut sudah cukup untuk membuktikan perlu adanya elemen baru. Dalam kimia semakin banyak proton atom yang dimiliki, maka semakin tinggi angka pada table periodik. Dengan 115 proton, unsur baru tersebut berada diantara unsur super berat. Untuk perbandingan, atom timbal hanya memiliki 82 proton, emas memiliki 79 proton. Namun, unsur
tersebut tidak dapat ditemukan dalam bongkahan asli. Elemen dengan nomor tertinggi di tabel periodic yang bisa terbentuk dengan sendirinya adalah uranium dengan 92 proton di pusatnya. Hanya saja, sejumlah plutonium dan neptunium juga dapat ditemukan terbentuk secara alami.
“Semua elemen dengan jumlah proton lebih banyak diciptakan dari reaksi nuklir,” ujar Pusat
Hemholtz untuk penelitian Ion Berat di Jerman, tempat dimana ilmuwan Swedia membuat unsur
115.

sumber: http://shifanamega.blogspot.co.id/2014/05/penemuan-unsur-baru-yang-bermanfaat.html

MITOS "PANGLIMA BURUNG" DI KALIMANTAN

Edit Posted by with No comments
Dalam masyarakat Dayak, dipercaya ada ada suatu makhluk yang disebut-sebut sangat agung, sakti, ksatria, dan berwibawa. Sosok tersebut konon menghuni gunung di pedalaman Kalimantan, bersinggungan dengan alam gaib. Pemimpin spiritual, panglima perang, guru, dan tetua yang diagungkan. Ialah panglima perang Dayak, Panglima Burung, yang disebut Pangkalima oleh orang Dayak pedalaman.

Ada banyak sekali versi cerita mengenai sosok panglima tertinggi masyarakat Dayak,
Panglima Burung, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun sahabat anehdidunia.blogspot.com rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.

Selain banyaknya versi cerita, di penjuru Kalimantan juga ada banyak orang yang mengaku sebagai Panglima Burung, entah di Tarakan, Sampit, atau pun Pontianak. Namun setiap pengakuan itu hanya diyakini dengan tiga cara yang berbeda; ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu-ragu. Belum ada bukti otentik yang memastikan salah satunya adalah benar-benar Panglima Burung yang sejati. 
http://anehdidunia.blogspot.com

Banyak sekali isu dan cerita yang beredar, namun ada satu versi yang menurut saya sangat pas menggambarkan apa dan siapa itu Penglima Burung. Ia adalah sosok yang menggambarkan orang Dayak secara umum. Panglima Burung adalah perlambang orang Dayak. Baik itu sifatnya, tindak-tanduknya, dan segala sesuatu tentang dirinya.

Lalu bagaimanakah seorang 
Panglima Burung itu, bagaimana ia bisa melambangkan orang Dayak? Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga adalah sosok yang kalem, tenang, penyabar, dan tidak suka membuat keonaran. Ini sesuai dengan tipikal orang Dayak yang juga ramah dan penyabar, bahkan kadang pemalu. Cukup sulit untuk membujuk orang Dayak pedalaman agar mau difoto, kadang harus menyuguhkan imbalan berupa rokok kretek.

Dan kenyataan di lapangan membuyarkan semua stereotipe terhadap orang Dayak sebagai orang yang kejam, ganas, dan beringas. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang Dayak bisa dibilang cukup pemalu, tetap menerima para pendatang dengan baik-baik, dan senantiasa menjaga keutuhan warisan nenek moyang baik religi maupun ritual. Seperti Penglima Burung yang bersabar dan tetap tenang mendiami pedalaman, masyarakat Dayak pun banyak yang mengalah ketika penebang kayu dan penambang emas memasuki daerah mereka. Meskipun tetap kukuh memegang ajaran leluhur, tak pernah ada konflik ketika ada anggota masyarakatnya yang beralih ke agama-agama yang dibawa oleh para pendatang.

Kesederhanaan pun identik dengan sosok Panglima Burung. Walaupun sosok yang diagungkan, ia tidak bertempat tinggal di istana atau bangunan yang mewah. Ia bersembunyi dan bertapa di gunung dan menyatu dengan alam. Masyarakat Dayak pedalaman pun tidak pernah peduli dengan nilai nominal uang. Para pendatang bisa dengan mudah berbarter barang seperti kopi, garam, atau rokok dengan mereka. 
http://anehdidunia.blogspot.com

Panglima Burung diceritakan jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak.

Lantas di manakah budaya kekerasan dan keberingasan 
orang Dayak yang santer dibicarakan dan ditakuti itu? Ada satu perkara Panglima Burung turun gunung, yaitu ketika setelah terus-menerus bersabar dan kesabarannya itu habis. Panglima burung memang sosok yang sangat penyabar, namun jika batas kesabaran sudah melewati batas, perkara akan menjadi lain. Ia akan berubah menjadi seorang pemurka. Ini benar-benar menjadi penggambaran sempurna mengenai orang Dayak yang ramah, pemalu, dan penyabar, namun akan berubah menjadi sangat ganas dan kejam jika sudah kesabarannya sudah habis.

Panglima Burung yang murka akan segera turun gunung dan mengumpulkan pasukannya. Ritual–yang di Kalimankan Barat dinamakan Mangkuk Merah–dilakukan untuk mengumpulkan prajurit Dayak dari saentero Kalimantan. Tarian-tarian perang bersahut-sahutan, mandau melekat erat di pinggang. Sahabat anehdidunia.blogspot.com mereka yang tadinya orang-orang yang sangat baik akan terlihat menyeramkan. Senyum di wajahnya menghilang, digantikan tatapan mata ganas yang seperti terhipnotis. Mereka siap berperang, mengayau–memenggal dan membawa kepala musuh. Inilah yang terjadi di kota Sampit beberapa tahun silam, ketika pemenggalan kepala terjadi di mana-mana hampir di tiap sudut kota.

Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Penglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah–agama manapun–dengan merusaknya atau membunuh di dalamnya. Karena kekerasan dalam masyarakat Dayak ditempatkan sebagai opsi terakhir, saat kesabaran sudah habis dan jalan damai tak bisa lagi ditempuh, itu dalam sudut pandang mereka. Pembunuhan, dan kegiatan mengayau, dalam hati kecil mereka itu tak boleh dilakukan, tetapi karena didesak ke pilihan terakhir dan untuk mengubah apa yang menurut mereka salah, itu memang harus dilakukan. Inilah budaya kekerasan yang sebenarnya patut ditakuti itu. 

Kemisteriusan memang sangat identik dengan orang Dayak. Stereotipe ganas dan kejam pun masih melekat. Memang tidak semuanya baik, karena ada banyak juga kekurangannya dan kesalahannya. Terlebih lagi kekerasan, yang apapun bentuk dan alasannya, tetap saja tidak dapat dibenarkan. Terlepas dari segala macam legenda dan mitos, atau nyata tidaknya tokoh tersebut, Panglima Burung bagi saya merupakan sosok perlambang sejati orang Dayak.

Amun ikam kada maulah sual awan ulun, ulun gen kada handak jua bahual lawan pian malah ulun maangkat dingsanak awan pian, begitu yang diucapkan orang Kalimantan khususnya orang Banjar untuk menggambarkan sikap dari orang-orang Dayak.

sumber :
koran banjar, rg.com
http://raffa-thexfile.blogspot.co.id/2011/05/misteri-panglima-burung-panglima-perang.html